Rabu, 06 Maret 2013

4 Cara Menentukan Support & Resistance

Anda tentu dapat menebaknya. Harga turun seketika. Tunggu menunggu pun terjadi. Dari profit $200 menjadi -$1,000 lalu -$2,000 hingga akhirnya genaplah sudah menyentuh Stop Loss yang dipasang. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, akhirnya mengalami kerugian. Ternyata itulah titik teratas pada saat itu. Meski akhirnya harga sempat berbalik ke harga yang kita inginkan.
O ya itulah yang dinamakan batas atas dan batas bawah pada momen tersebut. Batas atas dari pergerakan harga disebut Resistance dan batas bawah disebut Support. 
Jadi sederhananya dengan kita mengetahui dimanakah titik Support dan Ressistance pergerakan harga, kita dapat mengetahui apabila harga sedang bergerak naik maka sampai dimanakah trend kenaikan berlangsung dan kemudian berbalik arah. Demikian juga kebalikannya bila harga bergerak turun.
Ada 4 (empat) cara menentukan Support & Resistance yaitu :

1. Titik Tertinggi Dan Terendah Dalam Suatu Periode.
Nah ini adalah cara yang paling sederhana. Ada juga yang menyebutnya sebagai metode klasik berhubung cara menentukannya cukup dengan menarik garis horizontal secara manual semata-mata. Tapi jangan anggap sepele metode klasik ini karena bahkan hingga hari ini metode menarik garis manual seperti ini masih banyak digunakan oleh analis teknikal kawakan.
Lantas, bagaimana caranya? 
Hal pertama yang perlu Anda pahami dengan menggunakan cara klasik seperti ini adalah Anda harus mengetahui history pergerakan tertinggi dan terendah dari Emas yang sedang anda analisa pada periode waktu tertentu. Periode yang dipilih haruslah tidak boleh terlalu panjang supaya rentang support dan ressistance jangan terlalu besar namun juga tidak boleh terlalu pendek sehingga menyulitkan kita menentukan kapan harus mengambil posisi berhubung jarak antara Sup-Res yang terlalu pendek. 
Contoh:


2. Simple Moving Average Periode Besar
Apakah Anda tahu indikator Moving Average? Indikator ini biasanya digunakan untuk memprediksi trend pergerakan harga. Namun apabila Anda mengeplotnya dalam periode yang lebih besar maka MA dapat berguna sebagai garis Support atau Resistance harga. Dan kelebihannya dibandingkan dengan metode klasik seperti contoh sebelumnya adalah garis support atau resistance ini bersifat dinamis mengikuti pergerakan harga. Menarik bukan? 
Mari kita lihat MA periode 100. Garis yang ditunjukan oleh MA 100 adalah Support untuk Emas pada sebuah Time Frame.


Terlihat Support dari Emas pada Time Frame 1 jam adalah pada 1577 sesuai dengan garis Moving Average yang terakhirnya. Namun sayangnya metode ini tidak dapat menentukan garis Support dan Resistance, hanya dapat salah satunya saja entahkah Supportnya atau Resistancenya saja. Dalam contoh kita kali ini kita dapat mengetahui titik support dari harga namun tidak resisten. Anda harus menggunakan metode lain untuk mencari resisten.
 
3. Fibonacci Retracement.
Fibonacci Retracement merupakan salah satu cabang dari analisa teknikal dengan menggunakan deret Fibonacci. Hampir semua varian dari Fibonacci Analysis memang bertujuan untuk mengetahui titik Support dan Resistance dari pergerakan harga. Kali ini kita hanya akan membahas varian pertama sekaligus yang paling dasar dari Fibonacci yaitu Fibonacci Retracement.
Perhatikan gambar berikut ini:




Setelah Fibonacci ditarik, maka kita akan dapat garis support dan resisten seperti pada gambar
Support : 1554, 1577
Resisten : 1586, 1591, 1599, 1620
Titik 1554 dapat disebut juga titik psikologis. Harga mengalami pergerakan karena ditentukan oleh Demand dan Supply (Permintaan dan Penawaran)

4. Dengan Metode Pivot Points
Metode terakhir adalah Pivot Point dengan menggunakan sederetan rumus yang telah ditentukan kita dapat mengetahui support dan resistence dengan mudah.Rumus-rumus ini biasa disebut sebagai Pivot Points.
Cara menghitung Pivot points
Berikut rumus pivot, support dan resisten:

R2 = P + (H - L)
R1 = (2 x P) - L
P   = ( H + L + C)/3
S1 = (2 x P) - H
S2 = P - (H - L)

Ket: P (Pivot Point), H (High), L (Low), C (Close)

Setelah Pivot terpasang, yang harus dicatat:
1. Jika market open diatas Pivot maka diperkirakan market bullish, jika merket open dibawah Pivot diperkirakan market bearish. Dan seberapa jauh harga open dari PP, atau jika open dibawah S1 atau diatas R1.
2. Jika open dibawah S1 atau diatas R1, maka diperkirakan harga akan mencoba koreksi terlebih dahulu sebelum bergerak searah dengan trend.

Nah ada banyak cara bukan? Silakan Anda mencobanya untuk mengetahui mana yang lebih cocok bagi diri Anda sendiri. Apabila ditanyakan metode yang mana yang terhaik, maka tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Setiap metode telah digunakan dan dilahirkan oleh para trader-trader diseluruh dunia dan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar